Sabtu, 07 Juni 2008

Holding atu Merger

Bonsoir…

Adanya SPP (Single Presence Policy) mengharuskan perbankan yang ada di Indonesia dioperasikan oleh kepemilikan tunggal. Dampak dari kebijakan tersebut tidak hanya terjadi pada perbankan swasta tetapi juga BUMN. Pilihan yang ada diantaranya adalah melakukan merger, akuisisi atau holding. Pada awal bulan Juni Menteri Negara BUMN menyatakan rencana pemerintah untuk membentuk holding perbankan BUMN. Apakah holding merupakan bentuk yang paling tepat?
Bagi sebagian orang, hal tersebut dapat direspon sebagai peluang untuk dapat mengisi salah satu posisi pada perbankan. Namun, jika kebijakan yang diambil adalah bentuk merger, seperti yang terjadi pada Bank Mandiri yang merupak merger dari beberapa bank maka akan terjadi pengurangan karyawan yang dapat menimbulkan dampak social ekonomi.
Meninjau konsekuensi dari holding, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian saya. Pertama, bentuk holding akan semakin memperbesar strukstur organisasi sehingga rantai birokrasi perbankan BUMN menjadi semakin panjang dan apakah bentuk demikian ini dapat menjadikan BUMN semakin efektif dan efisien. Kedua, apakah bank syariah nantinya menjadi anak dari anak perusahaan. Ketiga, apakah Negara harus membayar pajak yang semakin mahal atas terbentuknya holding.

Jumat, 30 Mei 2008

pelat merah

bonjour..

Beberapa pekan terakhir ini banyak isu mengenai penjualan perusahaan milik negara. ketika itu, kita (teman bermain saya) sempat berdiskusi mengenai masalah tersebut dan ujung-ujungnya adalah apakah tidak ada orang Indonesia yang mampu membeli perusahaan-perusahaan tersebut. Tetapi kemudian saya menjadi semakin bertanya-tanya, toh jika saya pribadi sebagai penikmat jasa ataupun produk perusahaan tersebut, saya lebih sering merasa tidak puas.
Pengalaman pribadi saya diantaranya adalah ketika saya hendak bepergian dengan menggunakan salah satu jasa transportasi, ketika datang terlambat di tempat tujuan itu merupakan sesuatu yang wajar. Ketika saya menggunakan SDA yang banyak tersedia di negara ini, saya harus membayar semakin mahal setiap tahunnya, padahal air sering macet, listrik sering mati dan itu juga merupakan hal yang wajar.
Apakah perusahaan pelat merah tersebut memang sudah perlu dijual atau hanya perlu cambukan dengan hadirnya kompetitor di industri yang sama? jikalau itu memang bisa membedakan konsep "penjajahan".

financial state

setelah kenaikan harga BBM

bonsoir..

Saya sempat khawatir dengan dampak domino dari kenaikan harga BBM Mei 2008. Apakah sebenarnya kita mampu mengahadapi badai yang lebih besar lagi? Karena, tahun lalu saja banyak masyarakat Indonesia yang memilih mengkonsumsi aking (nasi kering) dan banyak diberitakan tantang semakin banyaknya orang yang memilih mati karena beratnya beban ekonomi.
Di luar banyak yang melakukan aksi protes atas kebijakan pemerintah yang tidak populer tersebut. Ekonomi bangsa vs rakyat, mana yang dipilih? Jika kita lihat pada tabel berikut, masihkah Anda berkomentar?

GDP rank

Unemployment