Jumat, 30 Mei 2008

pelat merah

bonjour..

Beberapa pekan terakhir ini banyak isu mengenai penjualan perusahaan milik negara. ketika itu, kita (teman bermain saya) sempat berdiskusi mengenai masalah tersebut dan ujung-ujungnya adalah apakah tidak ada orang Indonesia yang mampu membeli perusahaan-perusahaan tersebut. Tetapi kemudian saya menjadi semakin bertanya-tanya, toh jika saya pribadi sebagai penikmat jasa ataupun produk perusahaan tersebut, saya lebih sering merasa tidak puas.
Pengalaman pribadi saya diantaranya adalah ketika saya hendak bepergian dengan menggunakan salah satu jasa transportasi, ketika datang terlambat di tempat tujuan itu merupakan sesuatu yang wajar. Ketika saya menggunakan SDA yang banyak tersedia di negara ini, saya harus membayar semakin mahal setiap tahunnya, padahal air sering macet, listrik sering mati dan itu juga merupakan hal yang wajar.
Apakah perusahaan pelat merah tersebut memang sudah perlu dijual atau hanya perlu cambukan dengan hadirnya kompetitor di industri yang sama? jikalau itu memang bisa membedakan konsep "penjajahan".

financial state

setelah kenaikan harga BBM

bonsoir..

Saya sempat khawatir dengan dampak domino dari kenaikan harga BBM Mei 2008. Apakah sebenarnya kita mampu mengahadapi badai yang lebih besar lagi? Karena, tahun lalu saja banyak masyarakat Indonesia yang memilih mengkonsumsi aking (nasi kering) dan banyak diberitakan tantang semakin banyaknya orang yang memilih mati karena beratnya beban ekonomi.
Di luar banyak yang melakukan aksi protes atas kebijakan pemerintah yang tidak populer tersebut. Ekonomi bangsa vs rakyat, mana yang dipilih? Jika kita lihat pada tabel berikut, masihkah Anda berkomentar?

GDP rank

Unemployment